Jumat, 03 Juni 2016

the flowe of service CV sentra anugrah Motor



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Profil Perusahaan
a.       Sejarah Sentra Anugrah Motor
Sentra Anugrah Motor adalah perusahaan yang berbentuk CV yang bergerak di bidang penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, CV Sentra Anugrah Motor memiliki beberapa anak cabang di kota Bandung, dan memiliki satu kantor pusat. Sentra Anugrah Motor adalah salah satu perusahaan ritel Yamaha Indonesia yang di beri kepercayaan oleh Yamaha Indonesia untuk menjadi mitra ritel Yamaha Indonesia, Pemilik Sentra Anugrah Motor adalah Bapak Sami Jaya H. Pusat Sentra Anugrah Motor saat ini berada di Jl. Soekarno Hatta No. 474 A Parakan Asri Batununggal, Bandung. Saat Ini Sentra Anugrah Motor telah memiliki lebih dari 100 karyawan di semua kantor cabang dan pusatnya. Sentra Anugrah Motor berada di bawah naungan Yamaha Indonesia. Saat ini semua yang kegiatan pemasaran, manajemen, keuangan dan lain-lainnya masih di tangani oleh Yamaha pusat Indonesia.
b.      Visi Misi Sentra Anugrah Motor
Visi
Visi Sentra Anugrah Motor Indonesia tercermin dari slogan “Semakin di Depan” yang mendorong Yamaha untuk selalu unggul dalam kompetisi produk, kualitas, layanan, serta layanan pasca penjualan agar citra Yamaha sebagai motor yang nyaman dikendarai dan memberi perasaan bangga dapat terbentuk.
Visi tersebut didukung dengan melakukan inovasi tiada henti dan selalu mengutamakan kualitas, berfokus pada kesempurnaan produk, serta aspek pelayanan kepada konsumen dan peningkatan pelayanan.

Misi
Misi Sentra Anugrah Motor Indonesia adalah peduli dengan turut serta menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat melalui berbagai program sosial.
Selain itu perusahaan juga menyediakan kursus dan pelatihan individu perorangan diluar perusahaan berupa bimbingan bagi mereka yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda motor (bengkel) mengenai teknik sepeda motor.
c.       Produk Yamaha di Sentra Anugrah Motor
Nama                                                                           Periode
1.      Yamaha RX King                                                 1983 - 2007
2.      Yamaha Force 1                                                    1992 - 1993
3.      Yamaha F1Z                                                         1994 - 1996
4.      Yamaha Crypton                                                   1996 - 2001
5.      Yamaha F1ZR                                                      1997 - 2003
6.      Yamaha Vega                                                       2001 - 2003
7.      Yamaha Scorpio                                                    2001 - 2005
8.      Yamaha Jupiter                                                     2001 - 2003
9.      Yamaha Nouvo                                                     2003 - 2005
10.  Yamaha Vega R                                                    2003 - 2005
11.  Yamaha Jupiter Z                                                  2003 - 2006
12.  Yamaha Mio                                                         2005 - 2012
13.  Yamaha Nouvo Z                                                 2005 - 2008
14.  Yamaha New Vega R                                           2005 - 2008
15.  Yamaha New Jupiter Z                                         2006 - 2009
16.  Yamaha Mio Soul                                                 2007 - 2012
17.  Yamaha Lexam                                                     2010 - 2012
18.  Yamaha Xeon                                                       2010 - 2012
19.  Yamaha Scorpio Z                                                2006 - sekarang
20.  Yamaha Jupiter MX                                              2006 - 2010
21.  Yamaha V-Ixion                                                   2007 - 2012
22.  Yamaha Vega ZR                                                 2008 - 2013
23.  Yamaha New Jupiter ZZ                                      2009 - 2012
24.  Yamaha Byson                                                      2010 - sekarang
25.  Yamaha New Jupiter MX                                     2010 - sekarang
26.  Yamaha Mio J                                                       2012 - sekarang
27.  Yamaha Fino                                                         2012 - 2014
28.  Yamaha Jupiter Z1                                                2012 - sekarang
29.  Yamaha Soul GT                                                  2012 - sekarang
30.  Yamaha Xeon RC                                                 2012 - sekarang
31.  Yamaha New V-Ixion Lightning                          2012 - sekarang
32.  Yamaha Mio GT                                                   2013 - sekarang
33.  Yamaha X-Ride                                                    2013 - sekarang
34.  Yamaha Vega RR                                                 2013 - sekarang
35.  Yamaha Vega Force                                             2013 - sekarang
36.  Yamaha Xeon GT125                                           2014 - sekarang
37.  Yamaha Fino FI                                                    2014 - sekarang
38.  Yamaha R15                                                         2014 - sekarang
39.  Yamaha R25                                                         2014 – sekarang






d.      Struktur Organisasi
Sumber : Sentra Anugrah Motor Organisasi (2014)
Gambar 1.1
Struktur Organisasi

Berikut penulis akan menjelaskan mengenai sturktur organisasi dari perusahaan Sentra Anugrah Motor.
Struktur Organisasi bisa didefinisikan merupakan salah satu mekanisme-mekanisme secara formal tentang pengolahan dari pengertian struktur organisasi itu sendiri. Struktur organisasi mencakup unsur-unsur seperti spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembuatan struktur organisasi antara lain :
1.      Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2.      Perbedaan teknologi yang di gunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3.      Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga linglkungan sekitarnya perlu di pertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
4.      Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Pada penerapan unsur-unsur yang di pertimbangkan dalam membuat rangkaian struktur organisasi tersebut, menghasilkan kebutuhan yang berbeda antara satu perusahaan ke perusahaan yang lainnya. Kini penulis akan menjelaskan tipe struktur organisasi yang di gunakan oleh Setra Anugrah Motor
      Struktur organisasi yang di gunakan oleh perusahaan Sentra Anugrah Motor adalah tipe struktur organisasi Garis dan Staf. Di mana struktur organisasi ini merupakan metode kombinasi yang dikembangkan oleh Harrington Emerson. Pada umumnya banyak digunakan pada organisasi besar, dengan bidang tugas yang beragam dan jumlah karyawan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, tapi memerlukan bantuan staf. Staf disini merupakan orang yang ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan nasihat pada pimpinan pada bidang tersebut.
      Pada sebuah perusahaan, pembuatan struktur organisasi perusahaan bukan hanya sekedar menggambarkan deskripsi terhadap wewenang dan tugas karyawan dalam sebuah organisasi tapi juga memberikan gambaran yang jelas terhadap :
1)      Kejelasan tanggung jawab, dalam sebuah organisasi, anggota dalam organisasi tersebut wajib bertanggung jawab terhadap apa yang harus dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi memberikan gambaran secara jelas mengenai pertanggungjawaban kepada pimpinan atau atasan yang telah memberikan kewenangan, karena selanjutnya pelaksanaan kewenangan tersebut harus dipertanggungjawabkan.
2)      Kejelasan kedudukan, kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur organisasi yang sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi, karena adanya keterkaitan penyelesaian terhadap suatu fungsi yang dipercayakan pada seseorang.
3)      Kejelasan tugas, penyelesaian terhadap uraian tugas pada perusahaan yang terlihat dalam struktur organisasi, sangat membantu pada pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja bawahan. Untuk bawahan sendiri, kejelasan tugas akan membuat konsentrasi terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
Tugas masing-masing divisi CV. Sentra Anugrah Motor adalah sebagai berikut ini :
1)      Owner (lini pertama)
2)      Manajer (lini ke dua)
3)      Kepala cabang (lini ke tiga)
4)      S. Advidsor (lini ke tiga)
5)      Administrasi dan Administrasi cabang (lini ke tiga)
6)      Supervisor (lini ke empat)
7)      Administrasi cabang (lini ke empat)
8)      Administrasi (lini ke empat)
9)      Chip (lini ke empat)
10)  Umum (lini ke lima)
11)  Koordinator (lini ke lima)
12)  Mekanik (lini ke lima)
13)  Marketing lapangan (lini ke enam)
Penulis akan menjelaskan masing-masing tugas dari masing-masing divisi yang ada di atas :
1)      Owner tugasnya mengelola perusahaan dengan baik dan mempengaruhi bawahannya agar bekerja sama dengan baik dan lancar.
2)      Manajer tugasnya memimpin organisasi, mengendalikan organisasi, mengatur organisasi, mengembangkan organisasi, mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam organisasi, menumbuhkan kepercayaan, meningkatkan rasa tanggung jawab, mengawasi dan mengendalikan kegiatan organisasi, melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah di lakukan, dan menggali dan mengembangkan potensi sumber daya.
3)      Kepala cabang tugasnya mewakili direksi pusat menjalankan perusahaan di cabang itu, memberikan laporan kemajuan cabang kepada direksi pusat termasuk keuangan, mengambil semua tindakan yang di perlukan agar cabang itu berjalan lancar dan menjalankan program perusahaan untuk cabang itu atau mengejar target.
4)      Service Advisor tugas utamanya adalah melayani pelanggan yang melakukan transaksi service dan perawatan kendaraan sesuai standar service transaction dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan.
5)      Administrasi bertugas untuk mengagendakan surat masuk dan surat keluar, mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, membantu pengelolaan kas kecil, mempersiapkan seminar atau pertemuan ilmiah rutin atau diskusi, memonitor kebutuhan perusahaan dan ATK dan lain sebagainya.
6)      Supervisor bertugas untuk merencanakan kegiatan, mengorganisasikan kegiatan, menyiapkan orang yang akan melaksanakan kegiatan, mengarahkan proses pelaksanaan kegiatan.
7)      Administrasi cabang bertugas untuk mengagendakan surat masuk dan surat keluar di cabang, mengarsipkan surat masuk dan surat keluar di cabang, membantu pengelolaan kas kecil di cabang, mempersiapkan seminar atau pertemuan ilmiah rutin atau diskusi di kantor cabang, memonitor kebutuhan perusahaan dan ATK di cabang, dan lain sebagainya.
8)      Umum, bertugas mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian, dan keserketariatan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatanperlengkapan, merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan, mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan, melaksanankan tugas-tugas yang di berikan.
9)      Koordinator bertugas mengawasi karyawan di bawahnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, merangkul bawahannya untuk bekrja sesuai dengan aturan yang telah di tentukan.
10)  Mekanik bertugas untuk bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan, atas pelaksanaan kegiatan maintenance dan repair mesin dan peralatan mekanik produksi.
11)  Marketing lapangan mencari konsumen diluar dealer, menyebarkan informasi tentang produk dan memenuhi target penjualan perusahaan.

1.2   Lokasi
Lokasi Sentra Anugrah Motor terletak di Jl. Soekarno Hatta No. 474 A Parakan Asri Batununggal, Bandung
Gambar 1.2
Dealer Sentra Anugrah Motor
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)




Gambar 1.3
Dealer Sentra Anugrah Motor
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)











BAB II
KEGIATAN PRAKTIKA KERJA LAPANGAN
2.1  Laporan Kegiatan Praktika Kerja Lapangan
Praktika Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan singkron antara program pendidikan di bangku kuliah dengan program penguasaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Kegiatan Praktika Kerja Lapangan di maksudkan untuk diwujudkan dalam Praktika Kerja Lapangan kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir  juga sebagai kegiatan mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Kali ini penulis akan mendeskripsikan kegiatan Praktika Kerja Lapangan penulis di perusahaan Yamaha Sentra Anugrah Motor Bandung.
Tabel 2.1
Kegiatan Praktika Kerja Lapangan
No
Tanggal
Kegiatan
1
11-06-2014
Pemberian product knowledge oleh kepala cabang
2
12-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
3
13-06-2014
Moving dan membagikan brosur di PSM Kiaracondong
4
14-06-2014
Moving di Griya Bandung Indah membagikan brosur Yamaha
5
16-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
6
17-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
7
18-06-2014
Moving di ciganitri membagikan brosur Yamaha
8
19-06-2014
Moving di ciganitri membagikan brosur Yamaha
9
20-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
10
21-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter  dan di berikan pengarahan oleh HRD pusat Yamaha
11
23-06-2014
Moving di Griya Bandung Indah membagikan brosur
12
24-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
13
25-06-2014
Kanvas di mengger, door to door
14
26-06-2014
Moving di Griya Bandung Indah membagikan brosur
15
27-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
16
28-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
17
30-06-2014
Melayani pelanggan di sales counter
18
1-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
19
2-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
20
3-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
21
4-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
22
5-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
23
7-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
24
8-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
25
9-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
26
10-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
27
11-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
28
12-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
29
14-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
30
15-07-2014
Melayani pelanggan di sales counter
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)
2.1.1        Uraian Aktivitas
1)      Sales Counter bertugas untuk menjual produk sebanyak mungkin atau sesuai dengan target yang ditentukan, menjelaskan kegunaan atau manfaat produk yang di pasarkan, menjaga citra perusahaan tempat sales bekerja, melayani costumer yang ada dengan baik sehingga mau membeli produk yang dijual, menjaga kebersihan dan ketertiban tokonya, menyetor uang penjualan yang di dapat setiap hari ke bank atau kasir perusahaan, mencocokan data penjualan dengan data penjualan tempat dia ada. Kegiatan sales counter yang penulis jalanin Adalah kegiatan di mana penulis harus melayani konsumen dan calon konsumen yang akan membeli motor Yamaha. Kegiatan sales counter di mulai dari pukul 08.00-16.00 setiap Senin hingga Kamis, pukul 08.00-16.30 setiap hari Jumat, dan pukul 08.00-14.00 pada hari Sabtu. Sales Counter di wajibkan menjalani SOP yang sudah di berikan pada saat traning. Sales Counter di wajibkan untuk berdiri ketika menyambut konsumen datang, menyapanya dengan salam Yamaha “selamat datang, Yamaha semakin di depan” kemudian memberikan senyuman dan menanyakan keperluan konsumen.
2)      Yamaha Indonesia mempunyai banyak program marketing dan promosi guna mengenalkan dan mendistribusikan perusahaan dan produknya kepada masyarakat. Salah satu program marketing yang di jalankan oleh Yamaha Indonesia adalah Moving. Kegiatan ini di namakan moving karena kegiatan ini adalah kegiatan yang selalu berpindah setiap harinya. Moving adalah kegiatan di mana marketing lapangan Yamaha membagikan brosur di tempat yang telah di tentukan. Biasanya daerah yang di pilih untuk tempat moving adalah daerah perumahan yang ramai penduduk. Agenda moving diisi dengan pembagian brosur, hal ini di lakukan agar lebih banyak informasi yang tersebar tentang produk, dan tentang perusahaan. Di pilih tempat yang padat karena akan memudahkan dalam pembagian brosur, setiap harinya kegiatan ini akan berpindah guna penyebaran brosur yang lebih banyak di berbagai daerah. Kegiatan ini biasanya di mulai sejak pukul 09.00 - selesai. Kegiatan ini tidak di tentukan jam selesai atau mulai nya karena kegiatan ini adalah kegiatan di luar dealer. Proses dari kegiatan moving ini adalah mengikuti mobil pick up yang membawa contoh motor Yamaha kemudian berhenti di pinggir jalan, dan berdiri di pinggir jalan untuk membagikan brosur kepada setiap yang lewat, dan penulis di tuntut untuk memberikan senyuman kepada yang lewat.
3)      Kanvas adalah salah satu program yang di terapkan dari Yamaha, kegiatan ini adalah kegiatan membagikan brosur langsung ke rumah-rumah warga dan memberikan informasi tentang produk Yamaha. Kegiatan ini biasanya di lakukan di saat jam yang tidak sibuk. Program ini adalah program door to door sehingga dalam pelaksanaanya harus mempertimbangkan jam kosong si calon prospek, biasanya dari jam 11.00- 13.00, untuk menghindari penolakan marketing lapangan harus jeli melihat kesempatan. Kegitan ini hanya penulis lakukan satu kali selama kegiatan Praktika Kerja Lapangan penulis berlangsung.
4)      Kegiatan Praktika Kerja Lapangan penulis sebagai sales counter di mulai pukul 8.30 dan berakhir pukul 16.00 setiap Senin hingga Kamis, pukul 16.30 setiap hari Jumat dan pukul 14.00 setiap hari Sabtu. Pada saat jam pulang penulis mengikuti briefing bersama semua karyawan Yamaha.
5)      Kegiatan Praktika Kerja Lapangan penulis sebagai marketing lapangan di mulai biasanya pukul 09.00 hingga selesai. Sesampainya di daerah moving penulis langsung membagikan brosur di pinggir jalan kepada semua warga yang lewat.
6)      Briefing adalah sebuah proses, di mana selama setengah jam secara berkala, pemimpin pada tiap lavel berbicara kepada timnya, sehingga semua karyawan mendapatkan informasi tentang hal-hal yang relevan bagi mereka dari atasan langsungnya. Untuk mengkoordinir hal ini dan menjalankannya sebuah instruksi dibuat dengan waktu, tanggal dan tempat. Pada saat penulis menjalankan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Sentra Anugrah Motor kegiatan ini di lakukan ketika jam pulang semua karyawan di wajibkan untuk berkumpul di tengah dealer untuk di berikan pengarahan pulang, dan menyampaikan apa saja yang ingin di sampaikan, dan yang piket pada hari itu di wajibkan untuk memimpin jalannya briefing.







Gambar 2.1
Briefing
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)
Gambar 2.2
Sales Counter
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)
Gambar 2.3
Penyerahan STNK
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)
Gambar 2.4
Kanvas
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)
Gambar 2.5
Moving
Sumber : Dokumen Pribadi (2014)

2.2  Penjelasan Khusus Aktivitas Praktika Kerja Lapangan
2.2.1        Teori yang relevan dengan Aktivitas Praktika Kerja Lapangan

a.       Pemasaran
Definisi pemasaran menurut American Marketing Association dalam kotler keller (2009 : 5) adalah suatu fungsi organbisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, menghasilkan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.

b.      Pelayanan dalam Manajemen Pemasaran
Definisi dari pelayanan menurut kotler (2009 : 96) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.
Dari definisi di atas penulis ingin memberikan dan menjelaskan keterkaitan antara arti definisi pelayanan menurut para ahli dengan teori-teori pelayanan yang telah di temukan dan di kemukakan oleh parah ahli. Dan menjelaskan keterkaitan antara definisi dan tujuan dari teori pelayanan. Ada banyak teori pelayanan namun penulis akan menjelaskan lima teori saja. Berikut penulis mengangkat teori pelayanan yang akan penulis jabarkan di bawah ini:
1)      Konsep the Flower of Service
2)      Konsep STAR (Service, Target, Assurance, dan Responsive)
3)      Konsep TERRA (Tangibles, Emphaty, Reliability, Responsiveness, dan Assurance.)
4)      Konsep Kano
5)      Standar Pelayanan
Secara universal belum terdapat keragaman batasan tentang konsep kualitas pelayanan, namun pendapat beberapa ahli tentang konsep tersebut adalah sebagai berikut:
Konsep the flower of service merupakan suatu gagasan menarik tentang bagaimana suatu produk bila ditambah dengan pelayanan akan menghasilkan suatu kekuatan yang memberikan manfaat pada perusahaan dalam meraih profit bahkan untuk menghadapi persaingan. Lebih jauh lagi, Lovelock dalam Rahayu (2000:12-14) bahwa pelayanan digambarkan sebagai diagram bunga yang memiliki titik-titik rawan di sekitar inti (core) yang akan menjadi penilaian bagi konsumen. Walaupun antara organisasi yang satu dengan yang lain memiliki jenis produk yang berbeda, akan tetapi pada dasarnya suplemen pelayanan memiliki kesamaan yang kemudian didefinisikan melalui 8 suplemen pelayanan yang penting yang digambarkan melalui diagram “The Flower Of Service” (Lovelock, 2009:179). Konsep flower of service mengategori layanan tambahan menjadi layanan tambahan yang memudahkan dan memperkuat. Layanan tambahan yang memudahkan dibutuhkan untuk proses pelayanan atau membantu dalam penggunaan produk inti.
Layanan-layanan itu adalah informasi, penerimaan pesan, penagihan, pembayaran. Adalah layanan yang mempermudah sedangkan konsultasi, keramahan, penyimpanan dan pengecualian adalah layanan yang memperkuat.
Penggunaan metafora bunga membantu kita memahami bahwa semua elemen tambahan harus memiliki kinerja yang baik. Kelemahan di satu elemen akan menodai kesan keseluruhan.
Gambar 2.6
Diagram Bunga
Sumber : LoveLock (2009)

Pada diagram Bunga tersebut menggambarkan titik-titik rawan di sekitar inti. Suatu produk yang menjadi penilaian pelanggan dan suplemen pelayanan layaknya “kelopak-kelopak sebuah bunga”, diartikan adalah sebagai berikut :
a.       Informasi (Information)
Proses suatu layanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh costumer. seorang costumer akan menanyakan kepada penjual apa, bagaimana, berapa, kepada siapa, dimana diperoleh, dan berapa lama memperoleh barang dan jasa yang diinginkannya. Penyediaan saluran informasi yang langsung memberikan kemudahan dalam rangka menjawab keinginan konsumen tersebut adalah penting. Absennya saluran informasi pada peta pertama ini akan membuat minat para pembeli menjadi surut.

b.      Konsultasi (Consultation)
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya costumer  akan membuat suatu keputusan, yang membeli atau tidak membeli. Di dalam proses memutuskan ini diperlukan pihak-pihak yang dapat di ajak atau berkonsultasi baik menyangkut masalah teknis, administrasi, harga, hingga pada kualitas barang dan manfaatnya. Untuk mengantisipasi titik krisis yang kedua ini, para penjual harus mempersiapkan sarananya, menyangkut materi konsultasi, tempat konsultasi, personil konsultan, dan waktu untuk konsultasi secara cuma-cuma.

c.       Penerimaan pesan (Order Taking)
Keyakinan yang di peroleh costumer melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan. Penilaian pembeli pada titik ini adalah di tekankan pada kualitas pelayanan yang mengacu pada kemudahan pengisian aplikasi maupun administrasi yang tidak berbelit-belit, flaksibel, biaya murah, syarat-syarat ringan dan kemudahan memesan melalui saluran telpon atau fax dan sebagainya.

d.      Keramahan (Hospitality)
Costumer  yang berurusan secara langsung ke tempat transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari para karyawan, ruang tunggu yang nyaman, cafe untuk makanan dan minuman, serta tersedianya wc atau toilet yang bersih.

e.       Penyimpanan (Safekeeping)
Variasi background costumer  yang berbeda-beda. Misalnya yang bermobil menginginkan tempat parkir mobil yang leluasa, yang tidak mau keluar rumah menginginkan fasilitas delivery. Kesemuanya harus di pedulikan oleh penjual.

f.       Pengecualian (Exceptions)
Beberapa costumer kadang-kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misalnya saja bagaimana dan dengan cara apa perusahaan melayani klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya produk, restitusi akibat produk tidak bisa di pakai, pelayanan untuk anak-anak, kecelakaan dan sebagainya. Namun tidak hanya itu, perusahaan juga harus siap dengan semua fasilitas pengecualian, hal ini di perlukan jika sewaktu-waktu perusahaan mendapati konsumen yang memiliki kelainan.

g.      Tagihan (Billing)
Titik rawan berada pada administrasi pembayaran. Niat baik beli untuk menuntaskan transaksi sering digagalkan pada titik ini. Artinya, penjual harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pembayaran, apakah itu menyangkut daftar isian formulir transaksi, mekanisme pembayaran hingga ke akuratan penghitungan rekening tagihan.


h.      Pembayaran (Payment)
Pada akhir pelayanan harus di sediakan fasilitas pembayaran berdasarkan pada keinginan pelanggan. Dapat saja berupa self service payment seperti LLG atau transfer bank, melalui kredit card, debet langsung pada rekening pelanggan di bank, hingga tagihan ke rumah (Lovelock, 2009, 178- 188).
Penggunaan metafora bunga membantu perusahaan memahami bahwa semua elemen tambahan harus memiliki kinerja yang baik. Kelemahan di satu elemen akan menodai kesan keseluruhan.
Jika pada teori di atas telah kita ketahui bahwa perusahaan harus memperhatikan setiap kelopak dari setiap elemen pelayanan maka pada teori berikutnya penulis akan mengaitkan antara teori the flower of service dengan teori pelayanan lainnya.
Model Servqual menekankan arti penting pelayanan yang diharapkan yaitu harapan pelanggan sebelum membeli atau mengkonsumsi suatu pelayanan sebagai standar atau acuan dalam mengevaluasi kinerja pelayanan yang bersangkutan.  Hal ini di tunjukkan dengan terdapatnya sepuluh faktor utama yang mempengaruhi harapan pelanggan terhadap suatu pelayanan, yang meliputi : enduring service intensifier, kebutuhan pribadi, transitory service intensifier, persepsi palanggan terhadap tingkat layanan lain, self-perceived service role, faktor situasional, janji layanan eksplisit, janji layana implisit, word of mouth dan pengalaman masa lampau.
Di dalam pelayanan tidak hanya ada teori the flower of service yang dapat di pakai oleh perusahaan untuk meningkatkan pelayanan perusahaannya, dan menciptakan kepuasan konsumen. Penjelasan di bawah ini akan menjelaskan teori yang dapat di gunakan oleh perusahaan sebagai acuan peningkatan pelayanan perusahaannya.
Dalam pengukuran kualitas pelayanan pada model Servqual didasarkan pada skala multi item yang di rancang untuk mengukur harapan dan persepsi konsumen yang terletak pada rangkuman 5 dimensi kualitas pelayanan menurut yang dikatakan atau diinginkan konsumen, sesuai derajat urutan relatifnya yaitu : Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
1.      Tangible (berwujud)
Wujud kenyataan secara fisik yang meliputi fasilitas, peralatan, pegawai dan sarana informasi atau komunikasi.

2.      Empathy (empati)
Sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada pelanggn, kemudahan melakukan kontak, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan secara individual.

3.      Reliability (kehandalan)
Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

4.      Responsiveness (ketanggapan atau kepedulian)
Keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap dan peduli terhadap keluhan atau harapan pelanggan.

5.      Assurance (jaminan kepastian)
Kompetensi yang sedemikian hingga memberikan rasa aman dari bahaya, risiko, atau keraguan dan kepastian yang mencakup pengetahuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki staf.
Dengan demikian kualitas pelayanan dapat di evaluasi atas dasar indikator-indikator tersebut, yakni bahwa pelayanan harus bersifat nyata secara fisik serta dapat di lihat jelas fasilitas dan peralatan yang di gunakan, personil yang menangani pelayanan, alat-alat komunikasi yang di pakai, serta hasilnya dapat di rasakan. Pelayanan berkualitas harus dapat di percaya dalam standar pelayanan yang di janjikan secara handal dan akurat. Pelayanan yang berkualitas harus membantu konsumen dan memberikan layanan secara cepat. Pelayanan yang berkualitas juga harus memberikan jaminan bahwa kinerja pelayanan dilaksanan oleh personil berpengatahuan luas, ramah, handal, terpercaya dan keamanan terjamin. Pelayanan yang berkualitas juga harus dapat memperhatikan kepentingan pelanggan secara individu.
Untuk membangun pelayanan yang baik perusahaan harus memperhatikan setiap pelayanan yang di berikannya dan mengaitkannya dengan teori yang ada. Untuk membangun pelayanan dan mendapatkan kepuasan pelanggan, perusahaan juga bisa menggunakan teori di bawah ini sebagai acuan.
Teori selanjutnya adalah teori yang akan menjelaskan bagaimana perusahaan dapat menciptakan pelayanan prima, teori ini di namakan STAR
Membangun budaya pelayanan prima. Budaya pelayanan prima menjadi dasar dan landasan dalam budaya perusahaan yang akan mengarah kepada GCG (good corporate govermance) dengan wujud manajemen pelayanan prima serta perwujudan program CSR (corporate social responsibility) program tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. (Rahmayanty Nina, 2010:78) Beberapa budaya perusahaan dalam budaya pelayanan terhadap pelanggan STAR (service, target, assurance, dan responsive), yang membuatnya untuk selalu :
1.      Berfokus pada service
Pelayanan yang di dasarkan pada orientasi service dan selalu memberikan senyum dengan tulus dan ramah kepada setiap pelanggan eksternal dan internal.


2.      Berfokus pada target
Selalu tepat waktu dan mencapai target produktivitas dan kualitas yang di harapkan.

3.      Assurance
Kemampuan melayani secara professional dengan penguasa produk yang sangat baik. Melayani dengan tepat tanpa kesalahan dan secara profesioanal menjaga citra baik perusahaan.

4.      Responsive
Selalu siap membantu pelanggan, memberikan pemecahan masalah dan menindak lanjutinya.
Standar perilaku pengelola pelayanan yang di tuangkan  dalam standar operasional prosedur budaya pelayanan pun bergantung dan dipengaruhi oleh standar yang digunakan perusahaan dalam proses produksi dan operasional pelayanan perusahaan dalam proses produksi dan operasional pelayanan seperti ISO (International Organization for Standardization).
Perusahaan harus jeli dalam melihat peluang keberhasilan ataupun peluang yang dapat menghancurkan, jika di atas sudah penulis bahas tentang bagaimana dan apa saja yang dapat membuat pelayanan menjadi baik dan buruk maka pada kali ini pada pembahasan teori yang terakhir, penulis akan menjelaskan teori pelayanan yang dapat di gunakan oleh perusahaan untuk dapat mengukur dan mengembangkan pelayanannya.
Teori ini di namakan Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano. Model kano adalah model yang bertujuan mengategorikan atribut-atribut jasa berdasarkan seberapa baik jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Pada kategori must be atau basic needs, pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh di atas netral meskipun kinerja atribut  tersebut tinggi. Dalam kategori one dimentional atau performance needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi, penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.
Ketidaktahuan terhadap kategori atribut layanan dapat menimbulkan akibat negatif bagi pihak perusahaan. Pemberi jasa tidak menyadari bahwa keinginan konsumen itu berbeda-beda. Harus diperhatikan pula, bahwa kategori pelanggan tersebut tidak akan tetap sepanjang masa. Kategori pelanggan akan berubah sesuai dengan perkembangan waktu. Secara spesifik, atribut attractive akan menjadi one dimensional, dan akhirnya akan menjadi atribut must be.
Model kano bertujuan mengategorikan atribut-atribut jasa berdasarkan seberapa baik jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Model kano membedakan tiga tipe jasa yang diinginkan yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu:
1)      Must be requirements. Jika kategori ini tidak terpenuhi, maka konsumen secara ekstrim tidak puas.
2)      One-dimensional requirements. Pada kategori ini, kepuasan konsumen proporsional dengan kinerja atribut. Makin tinggi atribut, makin tinggi kepuasan konsumen.
3)      Attractive reqiurments. Kategori ini merupakan kriteria jasa yang memiliki pengaruh paling besar pada kepuasan konsumen jika diberikan. Attractive tequirements tidak dituntut harus ada dan juga tidak diharapkan oleh konsumen. Pemenuhan kategori ini akan menyebabkan peningkatan kepuasan konsumen yang sangat tinggi. Tapi jika tidak di penuhi, tidak akan mengalami penurunan tingkat kepuasan.
Teori diatas adalah teori pelayanan yang di kemukan oleh para ahli, perusahaan dapat menggunakan salah satu dari teori tersebut atau mengkombinasikannya menjadi satu ke satuan sebagai dasar peningkatan pelayanan. Teori di atas juga bisa di jadikan sebagai tolak ukur untuk menilai sejauh mana pelayanan di suatu perusahaan tersebut. Jika pelayanan yang di berikan sudah baik atau sangat baik, maka semua komponen penilaian tentang pelayanan tersebut akan terpenuhi, jika belum maka akan terlihat kekurangannya.
Keterkaitan antara teori tersebut terletak pada kesamaan tujuan dari pelayanan yaitu membangun loyalitas dan kepuasan pelanggan. Jika pada teori di atas penulis menjelaskan bagaimana menciptakan dan mengembangkan pelayanan maka pelayanan tersebut haruslah menggunakan pendekatan standar, agar pelayanan tersebut dapat di ukur. Berikut penulis sampaikan standar pelayanan yang di kembangkan oleh Karl Albercht dan Ron Zemke.
Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Standar pelayanan mengandung baku mutu pelayanan. Pengertian mutu menurut Goetsch dan Davis merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya.
Terdapat sejumlah pendekatan untuk memberikan layanan yang bermutu kepada pelanggan yang di kembangkan. Diantaranya yang di lakukan Karl Albercht dan Ron Zemke, model tersebut terdiri dari 3 elemen yaitu :
1.      Service Strategy (Strategi Pelayanan) yaitu suatu strategi untuk memberikan pelayanan dengan mutu sebaik mungkin kepada pelanggannya. Pelayanan yang efektif harus didasari oleh konsep suatu misi yang dapat dengan mudah dimengerti oleh seluruh individu didalam perusahaan dan diikuti berbagai tindakan nyata yang bermanfaat bagi para pelanggan dan mampu membedakan perusahaan yang menerapkan strategi tersebut dengan pesaingnya sehingga perusahaan mampu mempertahankan pelanggannya bahkan mampu merebut pelanggan pesaing.
2.      Service People (Pelayanan Konsumen). Sumber daya manusia yang memberikan layanan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu, sumberdaya manusia yang berinteraksi langsung dengan pelanggan, sumberdaya manusia yang memberikan layanan tetapi hanya kadangkala berinteraksi langsung. Dan sumberdaya manusia pendukung. Sebagai perusahaan mereka harus menekankan budaya perusahaan yang menitikberatkan pada layanan kepada para pelanggan, lingkungan kerja yang kondisi yang ditunjukkan dengan tingkat kerja yang tinggi, rasa aman dalam bekerja, memberikan layanan yang baik kepada pelanggan dan sebagainya.
3.      Service System (Sistem Pelayanan). Yaitu prosedur atau tata cara untuk memberikan layanan kepada pelanggan yang melibatkan seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dan seluruh sumberdaya manusia yang ada.
2.2.2        Kesesuain Teori dengan Aktivitas Praktika Kerja Lapangan
Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa pihak seperti karyawan, konsumen, dan beberapa pihak prantara. Untuk ini, perusahaan harus membina hubungan yang baik atas dasar prinsip win-win situation untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka.
Pada saat penulis menjalani Praktika Kerja Lapangan di Sentra Anugrah Motor penulis di berikan job desk sebagai sales counter dan marketing lapangan di mana penulis harus berhadapan langsung dengan konsumen. Penulis menjalani kegiatan magang di Sentra Anugrah Motor selama 30 hari kerja. Namun sebelum terjun di lapangan dan sales counter penulis di beri arahan oleh pembimbing Praktika Kerja Lapangan.
Selama penulis melakukan Praktika Kerja Lapangan di Sentra Anugrah Motor penulis mendapati kesamaan antara teori dan kenyataan pada saat berada di Yamaha. Adapun kesamaan tersebut akan penulis deskripsikan pada penjelasan di bawah ini.
Fasilitas pendukung seperti Fasilitas yang memadai seperti kantin, wc yang bersih, musholah dan perlengkapan sholat yang bersih, ruang tunggu yang nyaman, ac yang sejuk, dan di berikan air minum untuk semua konsumen yang datang ke dealer. Yang di berikan oleh Sentra Anugrah Motor adalah suatu bentuk pelayanan yang jika di kaitkan dengan teori yang penulis angkat masuk pada teori tangible atau wujud jika di teori TERRA, kemudian masuk kelopak keramahan pada teori the flower of service dan termasuk di service pada teori STAR. Display motor dan test ride juga merupakan bentuk pelayanan yang termasuk kedalam.
Kegiatan moving yang penulis lakukan adalah layanan berupa penyebaran informasi yang mendatangi calon prospek, guna mendistribusikan informasi kepada masyarakat mengenai produk Yamaha. Kegiatan ini masuk ke dalam kelopak bunga informasi pada teori the flower of service. Saat menjalani Praktika Kerja Lapangan penulis menemukan banyak kemudahan yang di tawarkan oleh Sentra Anugrah Motor untuk memberikan kemudahan kepada konsumen salah satunya adalah layanan penghantaran motor langsung ke rumah konsumen, kemudian dalam urusan pembayaran konsumen di mudahkan dengan adanya fasilitas debit, di dalam teori pelayanan ini masuk dalam pembayaran dalam teori the flower of service dan kehandalan dalam teori TERRA.
Untuk mendapatkan kepercayaan konsumen Sentra Anugrah Motor berusaha mendengarkan keluhan pelanggan dan cepat dalam menanggapinya, pelayanan ini pada teori TERRA termasuk ke dalam empati.
Sentra Anugrah Motor hanya menjual motor asli yang di keluarkan oleh pabrik Yamaha Indonesia, memberikan garansi resmi Yamaha Indonesia, menyertakan peralatan berkendara seperti helm dan jaket untuk konsumen yang mengendarai motor nantinya. Memberikan jaminan kehilangan untuk konsumen yang membeli motor secara kredit selama masa kredit berlangsung. Memberikan buku panduan berkendara, dan tentang mesin-mesin kendaraan kepada konsumen yang membeli motor, kemudian penulis melihat bahwa semua sales di tuntut untuk bisa meyakinkan konsumen bahwa motor yang diinginkannya sudah di periksa dan aman untuk di kendarai. Hal ini di maksudkan untuk memberikan jaminan kepada konsumen.
Untuk membangun loyalitas konsumen semua karyawan di didik dan di beri pelatihan bagaimana menanggapi keluhan secara cepat dan tepat. Hal ini di buktikan dengan kecepatan penangana masalah oleh sales mengenai STNK, jadi pada saat penulis menjalani Praktika Kerja Lapangan di Sentra Anugrah Motor penulis mendapati seorang konsumen yang memarahi sales karena STNK motor yang di belinya tak kunjung selesai dari waktu yang telah di janjikan, sales ini mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan masalah ini dengan menelpon kantor Samsat Bandung yang menangani masalah STNK motor ini. Ini termasuk kedalam kepedulian untuk membangun pelayanan.
Untuk mempermudah pembayaran, tidak ada syarat-syarat yang harus di siapkan oleh konsumen, konsumen hanya perlu membayar dan menyerahkan uangnya, selebihnya pihak administrasi yang akan mengurus masalah formulir pengisian data konsumen. Pihak administrasi Sentra Anugrah Motor pun memberikan bukti pembayaran berupa kwitansi dan cap pelunasan kepada konsumen yang membeli motor dengan cara tunai. Dan memberikan bukti pembayaran kredit setiap bulannya. Syarat yang terlalu banyak, mungkin akan membuat konsumen malas untuk mengurusnya, salah satu pelayanan yang di berikan oleh Sentra Anugrah Motor adalah dengan mempermudah penagihan ini masuk ke dalam teori the flower of service.
Sentra Anugrah Motor sangat memahami pentingnya target dan peningkatan kualitas, untuk itu Sentra Anugrah Motor memberikan pelayanan dan menargetkan pelayanan yang sangat baik kepada semua karyawannya untuk di berikan kepada konsumen. Hal ini penulis buktikan karena adanya traning secara berkala yang di lakukan pihak Yamaha Indonesia dan Sentra Anugrah Motor untuk melatih keterampilan melayani konsumen oleh karyawan. Dalam teori STAR adanya target adalah bentuk peningkatan pelayanan.















Bab III
Simpulan dan Saran

3.1  Simpulan

Sentra Anugrah Motor adalah salah satu retail Yamaha Indonesia yang bergerak di bidang penjualan motor Yamaha. Sentra Anugrah Motor telah menjalankan semua kegiatan penjualan dengan baik, sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur) dan Sentra Anugrah Motor tunduk dengan program marketing dari Yamaha Pusat Indonesia. Dari hasil kesesuain antara teori dan pengamatan penulis selama Praktik Kerja Lapangan di Sentra Anugrah Motor penulis menyimpulkan bahwa pelayanan yang di berikan oleh Sentra Anugrah Motor telah baik, hal ini penulis simpulkan berdasarkan teori yang penulis ambil tentang flower of service, service quality, star, kano dan standar pelayanan. Sentra Anugrah Motor selaku Retail Yamaha Indonesia telah memberikan layanan yang baik, contohnya seperti memberikan pelatihan kepada sales counter dan marketing lapangan tentang menghadapi pelanggan dengan baik. Meminta data konsumen agar bisa menjalin hubungan jangka panjang yang bertujuan agar konsumen menjadi pelanggan yang loyal dan melakukan pembelian ulang. Meningkatkan keramahan, memaksimalkan fasilitas penunjang seperti internet corner, book corner, wc, musholah, lapangan parkir, tempat penyimpanan helm, tempat duduk, TV kabel, dan kantin.

3.2     Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan untuk Sentra Anugrah Motor adalah sebagai berikut :
1)      Mengembangkan program marketing seperti Moving di banyak daerah dan tidak terpaku dengan daerah yang sama setiap bulannya, hal ini penulis sampaikan guna penyebaran penjualan yang lebih meluas.
2)      Meningkatkan target penjualan agar sales termotivasi untuk menjual lebih banyak motor lagi.
3)      Memberikan standar yang lebih tinggi kepada bagian yang mengatasi masalah service agar pelayanan yang telah baik tidak menurun kualitasnya.
Sedangkan saran penulis untuk Pihak Program Studi D3 Manajemen Pemasaran adalah diharapkan pihak prodi dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat dipecahkan bersama.













Daftar Pustaka
Kotler, Philip ; Kevin Keller Lane. (2010). Manajemen pemasaran, edisi 13,         Jakarta, PT Glora Aksara Pratama.
Lovelock, Christopher H. (2009). Pemasaran jasa, Edisi 7, Jakarta, PT Gelora       Aksara Pratama.
Rahmayanty, Nina. (2010). Manajemen pelayanan prima, edisi 1,  Yogyakarta,   Graha Ilmu.
Tjiptono, Fanda. (2009). Service satisfaction, edisi 3, Yogyakarta, Andi Offset.
Wijaya, Toni. (2011). Manajemen kualitas jasa, edisi 1, Jakarta, PT Indeks.











Lampiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar